METODE BELAJAR DENGAN BERMAIN UNTUK IPA SD
1.
Pendahuluan
Saat
ini beban pendidikan di usia sekolah dasar sudah sangat berat. Siswa dibebankan
dengan banyak mata pelajaran bersifat hafalan yang membosankan.Ditambah lagi
dengan buku bacaan pelajaran tidak menarik, situasi belajar monoton dan metode
penyampaian pelajaran tidak berkembang membuat siswa sekolah dasar menjadi
engan ke sekolah.Ketertarikan untuk belajar menjadi berkurang yang pada
akhirnya dapat menghambat kretifitas dan bakat anak sekolah. Padahal usia
sekolah dasar adalah usia paling penting bagi pembentukan bakat anak pada
bidang tertentu.
Salah
satu mata pelajaran yang diberikan disekolah dasar adalah mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA).Buku teks IPA yang diberikan disekolah terkadang tidak
menarik perhatian siswa, hal ini dikarenakan format buku yang banyak berisi
tulisan dan hanya sedikit gambar.Siswa sulit menangkap dan memahami isi yang
terkadang didalam buku IPA karena isi buku IPA bersifat abstrak dan banyak
berisi rumusan teori yang harus dihapal tanpa diberi kesempatan bagi siswa
untuk mempraktekkanya secara langsung.Metode belajar yang hanya menghapal pada
mata pelajaran IPA menjadikan mata pelajaran ini tidak menarik.
Dunia
anak adalah dunia bermain, sehingga pendekatan dengan metode bermain akan lebih
efektif. Selain itu menurut phiskolok
pendidikan dengan disertai metode bermain sangat cocok bagi anak dikarenakan
pada masa ini anak-anak Guru harus pintar-pintar untuk memanfaatkan hal itu
demi pembelajaran peserta didik. Dalam bermain anak juga akan mendapatkan
pendidikan sendiri, sehingga guru tidak salah jika mengontrol pendidikan yang
mereka dapat dari bermain. Metode bermain dalam pembelajaran pada saat ini menjadi pilihan para guru dalam
mendidik siswa-siswanya di sekolah. Selain metode bermain sangat diminati oleh
anak-anak , metode nelajar dengan bermain juga dapat merangsang imajinasi dan
ketrampilan anak, sehingga penyampaian materi lebih cepat dipahami oleh siswa.
Selain itu banyak sekali mata pelajaran yang dapat manggunakan metode ini,
antara lain pelajaran IPA.Sehingga kelompok kami tertarik untuk membahas metode
tersebut.
Banyak
sekali pihak-pihak yang lain yang juga menggangkat masalah ini. Misalnya saja
kita ambil contoh Agus triantoko dan makalah yang dipublikasikan dalam anggoro
putri’s weblog.Dalam karyanya membahas secara umum saja, tidak secara khusus.
Selain itu banyak karya-karya yang hanya membahas metode bermain secara umum
saja tidak menjurus seperti karya ilmiah yang
kami susun ini.
Adapun
beberapa masalah yang di hadapi dalam penyampaian metode belajar denang bermain
antara lain:
1.
Apa yang
dimaksud dengan metode belajar dengan bermain?
2.
Bagaimanakah penerapan metode ini terhadap
siswa SD?
3.
Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode
ini?
Sedangkan
tujuan dari metode ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari metode
belajar dengan bermain
2.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan dari
metode pembelajaran ini
3.
Untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan
dari metode ini
2.
Pengertian belajar
dengan bermain
Sebutan Sekolah Dasar mengandung makna
tempat yang nyaman untuk Belajar.Berdasarkan makna dimaksud, maka pelaksanaan
program kegiatan belajar harus menciptakan suasana nyaman bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga pembelajaran tidak seperti di Sekolah Menengah
Pertama. Oleh karena itu guru Sekolah Dasar
harus memperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik,
kesesuaian alat bermain serta metode yang digunakan.
Namun Metode yang digunakan harus berkenaan dengan pendidikan IPA SD -sebagaimana tertuang dalam kurikulum- pada kegiatan pembelajaran secara umum telah direduksi menjadi sekedar pemindahan konsep- konsep yang kemudian menjadi bahan hapalan bagi siswa.
Tidak jarang pembelajaran IPA bahkan dilaksanakan dalam bentuk latihan-latihan penyelesaian soal-soal tes, semata-mata dalam rangka mencapai target nilai tes tertulis evaluasi hasil belajar sebagai “ukuran utama” prestasi siswa dan kesuksesan guru dalam mengelola pembelajaran. Pembelajaran IPA yang demikian jelas lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep dan kurang menekankan pada penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses IPA. Oleh karena target seperti itu maka guru tidak terlalu terdorong untuk menghadirkan fenomena-fenomena alam – betapa pun melalui alat peraga sederhana – ke dalam pembelajaran IPA. Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan serta lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar.
Namun Metode yang digunakan harus berkenaan dengan pendidikan IPA SD -sebagaimana tertuang dalam kurikulum- pada kegiatan pembelajaran secara umum telah direduksi menjadi sekedar pemindahan konsep- konsep yang kemudian menjadi bahan hapalan bagi siswa.
Tidak jarang pembelajaran IPA bahkan dilaksanakan dalam bentuk latihan-latihan penyelesaian soal-soal tes, semata-mata dalam rangka mencapai target nilai tes tertulis evaluasi hasil belajar sebagai “ukuran utama” prestasi siswa dan kesuksesan guru dalam mengelola pembelajaran. Pembelajaran IPA yang demikian jelas lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep dan kurang menekankan pada penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses IPA. Oleh karena target seperti itu maka guru tidak terlalu terdorong untuk menghadirkan fenomena-fenomena alam – betapa pun melalui alat peraga sederhana – ke dalam pembelajaran IPA. Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan serta lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar.
Dengan demikian, anak didik tidak akan
canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat-tingkat berikutnya. Dalam
proses perkembangan anak melalui bermain, akan ditemukan istilah sumber belajar
(learning resources) dan alat permainan (educational toys and games). Mayke
(1966) mengatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak
untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi,
mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang
tidak terhitung banyaknya.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembang-kan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembang-kan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak.
Pengamatan ketika anak bermain secara
aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pada saat bermain guru perlu
mengetahui saat yang tepat untuk melakukan atau menghentikan intervensi.
Apabila guru tidak memahami secara benar dan tepat, hal itu akan membuat anak
frustasi atau tidak kooperatif dan sebaliknya. Melalui bahasa tubuh si anakpun
kita sudah dapat mengetahui kapan mereka membutuhkan kita untuk melakukan
intervensi.Bobbi dePorter dalam Quantum Learning (1999:22-24) menginformasikan
kepada kita tentang pentingnya menciptakan suasana kelas sebagai tempat ‘
bermain sambil belajar ‘ yang aman dari caci maki dan ancaman serta bermakna
bagi siswa.
3. Penerapan
metode belajar dengan bermain
Metode belajar dengan bermain dapat
diterapkan dengan berbagai macam cara
diantaranya guru memberikan contoh mendendangkan lagu sambil menunjuk bagian tubuhnya dan guru meminta muridnya untuk bernyayi bersama-sama seperti lagu” dua mata saya hidung saya satu dua kaki saya pakai sepatu baru, dua telinga saya yang kiri dan kanan satu mulut saya tidak berhenti makan”, dengan diberikan metode seperti itu peserta didik diharapkan akan lebih cepat menerima materi tentang organ tubuhnya, setelah itu pendidik diharapkan menerangkan kembali tentang apa pembahasan yang disampaikanya. Guru sebagai pendidik juga bisa menjelakan dengan cara menunjuk bagian tubuhnya dan murid diminta mengikutinya, guru meminta murid maju kedepan dan menyebutkan bagian tubuh yang ditunjuk, guru mendekte soal latihan dan menunjuk salah seorang murid (bergantian) untuk menjawabnya, murid menjawab berdasarkan imajinasinya terhadap gambar, murid juga diminta untuk menuliskan jawabanya dibuku latihan tulisnya. Bermain tebak-tebakan guru meminta muridmemperagakan kegiatan ini dan menjawab apa yang terjadi secara lisan, setelah selesai peragaan, semua murit diminta melengkapi kalimat sesuai dengan respon imajenasinya.
diantaranya guru memberikan contoh mendendangkan lagu sambil menunjuk bagian tubuhnya dan guru meminta muridnya untuk bernyayi bersama-sama seperti lagu” dua mata saya hidung saya satu dua kaki saya pakai sepatu baru, dua telinga saya yang kiri dan kanan satu mulut saya tidak berhenti makan”, dengan diberikan metode seperti itu peserta didik diharapkan akan lebih cepat menerima materi tentang organ tubuhnya, setelah itu pendidik diharapkan menerangkan kembali tentang apa pembahasan yang disampaikanya. Guru sebagai pendidik juga bisa menjelakan dengan cara menunjuk bagian tubuhnya dan murid diminta mengikutinya, guru meminta murid maju kedepan dan menyebutkan bagian tubuh yang ditunjuk, guru mendekte soal latihan dan menunjuk salah seorang murid (bergantian) untuk menjawabnya, murid menjawab berdasarkan imajinasinya terhadap gambar, murid juga diminta untuk menuliskan jawabanya dibuku latihan tulisnya. Bermain tebak-tebakan guru meminta muridmemperagakan kegiatan ini dan menjawab apa yang terjadi secara lisan, setelah selesai peragaan, semua murit diminta melengkapi kalimat sesuai dengan respon imajenasinya.
Peserta didik diberikan waktu renggang
untuk memikirkan jawabanya sehingga peserta didik dapat berfikir sendiri sesuai
apa yang ada di fikiranya, dengan demikian peserta didik skan sedikit banyak
bisa mengembangkan imajinasinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Namun
disamping itu pendidik harus senantiasa mengontroldan memperhatikan tiap
peserta didik agar pembelajaran dikelas tetap berjalan dengan baik dan tidak
akan muncul kegaduhan di sela-sela pembelajaran. Belajar dengan bermain
sebenarnya banyak cara penerapanya kususnya di Sekolah Dasar sebab di usia
sekolah dasar peserta didiknya harus senantiasa di kembangkan kemampuan dan
kreatifitasnya dalam aspek apapun agar peserta didik dapat berkembeng dengan
baik dan mampu mempelajari pelajaran-pelajaran dengan maksimal dan memahami
materi yang disampaikan pendidik.
Selain dengan hal di atas,guru juga
dapat menerapkan metode belajar dengan bermain ini pada kelas rendah di Sekolah
Dasar dengan mengajak para murid untuk belajar di luar ruang kelas. Misalnya
saja pada mata pelajaran IPA guru mengajak murid untuk langsung mengetahui
beberapa jenis tumbuhan beserta manfaatnya. Dengan langsung mengetahui objek
yang dipelajari akan membuat siswa menjadi lebih cepat menguasai materi
dibanding dengan guru menggunakan metode caramah yang belum tentu semua murid
mengetahiu objek yang dipelajari saat itu. Dalam pembelajaran IPA yang lain
misalnya yaitu proses mencangkok yang harus dipraktekkan,guru bisa mengajak
murid-muridnya keluar kelas untuk praktek dan sebelumnya siswa membawa bahan
dari rumah apabila di lingkungan sekolah tidak ada tumbuhan yang bisa
dicangkok. Selain dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk belajar,peserta
didik juga dapat diajak untuk melakukan praktik baik di dalam maupun di luar
kelas.Lapangan di sini merupakan lingkungan sekolah atau tempat-tempat yang
mendukung untuk berlangsungnya pembelajaran.Praktik yang dilakukan tidak
seperti halnya praktik pada tingkat pendidikan atas namun praktik ini lebih
mengutamakan pemahaman siswa akan materi melalui permainan. Sebagai contoh dalam
praktik mata pelajaran IPA yang membahas mengenai cara perkembangbiakan
tumbuhan dengan cara cangkok,maka guru dapat membagi murid kedalam bebrapa
kelompok untuk menyiapkan beberapa bahan cangkokan dan nantinya setelah semua
bahan terkumpul guru akan memberikan perintah untuk melakukan pencangkokan
dengan dibimbing langsung oleh guru.
Para siswa akan cepat hafal tahap-tahap
pencangkokan dengan praktik langsung karena mereka dapat mengetahui cara dan
bentuk dari materi yang sedang mereka pelajari,dibandingkan dengan mereka hanya
melihat gambar dari tahap cangkok. Walaupun metode ceramah lebih efisien namun
metode ini kurang efektif untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Jika dilihat dari tingkat minat siswa,sepertinya siswadi
Sekolah Dasar terutama di kelas rendah,
lebih tertarik dengan metode belajar dan bermain dibanding dengan metode
yang biasa mereka peroleh selama ini yaitu ceramah yang membuat peserta didik
menjadi jenuh dalam proses belajarnya. Hal ini dikarenakan usia peserta didik
yang masih kecil menjadikan bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan
sehingga guru perlu mengaplikasikan belajar dan juga bermain di dalam proses
pembelajaran. Pada dasarnaya penerapan metode ini hanya terfokus pada
kreatifitas guru untuk menciptakan permainan baru yang sesuai dengan materi
yang akan dipelajari. Dengan demikian guru dituntut untuk lebih aktif dalm
menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi semua
siswa.
Kembali lagi pada penerapan metode
belajar dan bermain,sebenarnya guru tidak perlu memikirkan berbagai macam
tempat untuk melaksanakan pembelajaran. karenaini semua dapat dilakukan di
lingkungan sekitar sekolah,di tempat itu sudah banyak media yang dapat
dipergunakan sebagai bahan ajar yang mendukung. Selain itu dengan media-media
lain juga dapat dilakukan pembelajaran dengan metodeseperti ini,misalnya saja
guru menciptakan media sederhana yang tepat guna.Dan juga media tidak harus
baru,dari barang-barang bekas juga bisa dijadikan bahan pembuatan media.Maka
pembelajaran tidak perlu jauh-jauh ke tampat yang terdapat media yang
sesungguhnya.Ini disiasati agar menghemat waktu dan juga biaya. Bayangkan saja
apabila terdapat materi baru dan kita harus mendatangi tempat itu,betapa tidak
efisiennya pembelajaran yang dilakukan dan waktu pun juga akan banyak yang
terbuang sia-sia.
Pengambilan nilai sendiri dilakukan
dengan cara mengamati siswa, apakah aktif dan hasil akhir. karena walupun
dengan bermain,namun unsur pembelajaran tidak boleh dihilangkan. Hal yang perlu
dicermati dalam pelaksanaan metode ini yaitu siswa jangan sampai terlalu larut
dalam permainan,hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan materi yang ia
pelajari. Inilah tugas guru untuk mengawasi siswa agar tetap pada kegiatan
belajar walaupun dalam penerapannya diaplikasikan dengan bermain. Bermain yang
dimaksudkan bukanlah bermain yang
dilakukan anak-anak seperti kita ketahui bersama,namun bermain di sini terdapat
unsure belajar atau dapat dikatakan permainan yang dilandasi oleh pembelajaran.
Hingga pada akhirnnya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna.
Didalam metode belajar dan bermain siswa akan lebih
ditekankan untuk aktif dan merasakan pengalaman belajar langsung melalui
pengalaman yang mereka alami. Pengalaman- pengalaman dan
pengetahuan-pengetahuan baru yang ada didalam alam dapat disisipkan dalam
permainan. Selain itu didalam metode belajar dengan bermain siswa bisa diajak
untuk bermain peran, bernyanyi, berdiskusi, memeragakan sesuatu, disitulah anak
akan merasa lebih dekat dengan alam. Dan anak-anak akan merasa senang dan tidak
mudah jenuh dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. IPA adalah
pelajaran tentang alam. Jika anak dekat dengan anak maka anak akan terangsang
dengan sendirinya untuk memiliki rasa ingin tahu yang besar. Semakin mereka banyak
tahu, semakin banyak pula yang ingin
mereka cari tahu lagi. Untuk itu
seorang guru sangat perlu untuk memiliki imajinasi dan kreatifitas untuk
menciptakan metode-metode bermain yang nyaman untuk anak dan sesuai dengan
pelajaran yang disampaikan. Selain itu guru juga harus memberikan peluang
seluas luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberikan respon
yang mengaktifkan semua siswa secara positif dan edukatif. Karena itu
merupakan salah satu trik dalam metode belajar dengan bermain.
Dari penerapan belajar dengan bermain
IPA di Sekolah Dasar kususnya kelas rendah pendidik yang mempunyai dan memegang
peran penting di dalam penerapanya, pendidik harus senantiasa mengembangkan kekreatifitasan,kemampuanya
dan pengetahuanya tentang apa saja yang terdapat pada pelajaran IPA dan
menguasai berbagai materi tntang IPA secara utuh,tepat dan memiliki, bisa
bertanggung jawab dengan apa yang telah atau akan diterapkanya sehingga peserta didik dapat menerima materi
dengan baik dan tepat sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
Pendidik juga sebagai penanggung jawab
yang memegang penuh situasi dan kondisi kelas yang diajarnya agar senantiasa
peserta didik merasa senang dengan belajarnya dan membuat peserta didik betah
dengan pelajaran yang dipelajarinya. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
banyak sekali cara menerangkan dan mengajarkanya, sebab didalam pelajaran IPA
media-media untuk mengajar sangat mudah untuk ditemukan sebagai media mengajar
yang salah satunya yaitu pembelajaran yang diselipi permainan didalam proses
pembelajaran, dengan demikian belajar dengan bermain ckup baik untuk diterapkan
dalam proses belajar mengajar di kelas rendah Sekolah Dasar sebab dengan
belajar yang diimbangi dengan permainan sehingga memudahkan bagi peserta didik
untuk mengerti dan memahami materi yang diperolehnya baik secaara pemikiran
maupun praktikny.
4.
Kelebihan dan
kekurangan metode belajar dengan bermain IPA SD.
Sebutan Sekolah Dasar mengandung makna tempat yang
nyaman untuk Belajar.Berdasarkan makna dimaksud, maka pelaksanaan program
kegiatan belajar harus menciptakan suasana nyaman bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga pembelajaran tidak seperti di Sekolah Menengah
Pertama. Oleh karena itu guru Sekolah Dasar
harus memperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik,
kesesuaian alat bermain serta metode yang digunakan.Bermain merupakan cara yang
paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara
alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada
prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan serta lebih
mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara
pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak
didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur
bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih
banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari
taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya
tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah
saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman
kanak-kanak ke sekolah dasar.
Pemahaman mengenai konsep bermain tentu akan
berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Bermain
adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang
menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah
barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses
belajar anak.Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan
banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi. Pada saat bermain guru perlu mengetahui saat yang tepat untuk
melakukan atau menghentikan intervensi. Apabila guru tidak memahami secara
benar dan tepat, hal itu akan membuat anak frustasi atau tidak kooperatif dan
sebaliknya. Melalui bahasa tubuh si anakpun kita sudah dapat mengetahui kapan
mereka membutuhkan kita untuk melakukan intervensi.
Keuntungan yang diperoleh para siswa
dari pembelajaran ini yaitu memperoleh pengalaman nyata yang dapat dirasakan
langsung oleh oara peserta didik dan juga mampu untuk menerapkannya dalam
kehidupan,sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan
kemampuannya. Selain itu siswa atau peserta didik dapat memperoleh pengetahuan
serta pembelajaran yang baru dimana peserta didik tersebut senang dengan
pembelajaran yang diajarkan kepada mereka serta mereka juga mendapatkan
kegembiraan dalam setiap kegiatan belajarnya. Bukan hanya itu, belajar dengan
bermain di kelas renndah Sekolah Dasar akan lebih memudahkan pendidik untuk
menempatkan dirinya diantara para peserta didik sehingga diantara peserta didik
dan pendidik akan memiliki hubungan yang lebih erat seperti hubungan dengan
sahabatnya sendidri dimana antara pendidik dan peserta didik dapat berbaur
dalam suatu situasi dimana pendidik akan bisa lebih mudah mengontrol
perkembangan peserta didiknya dan mengetahui mana saja peserta didiknya yang
lebih cepat bisa menerima materi yang diberikanya dan mana saja peserta didik
yang kurang bisa memahami materi yang diberikan sehingga pendidik akan lebih
mudah membimbing peserta didiknya agar peserta didiknya dapat menguasai materi
yang diajarkanya secara menyeluruh tanpa ada yang tertinggal. Belajar dengan
bernain pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Skolah Dasar khususnya da kelas
rendah sedikit banyak bisa membantu peserta didik untuk berkembang dan lebih
mudah mengenal alam sekitarnya, apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya
alam, organ-organ tubuh yang ada baik flora maupun fauna, bagaimana mereka bisa
menjaganya tanpa merusaknya dan dapat merawat alam atau lingkungan hidupnya
agar semakin bersih dan nyaman untuk ditempati oleh makhluk hidup serta
menjauhkan alam dari kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri yang
secara masal menggunduli hutan yang menjadi tempat resapan air dimuka bumi dan
menyebabkan terjadinya banyak sekali bencana alam, sebagai penerus generasi
yang baru peran para peserta didik diharapkan bisa menjaga lingkungan sekitarnya
dengan baik sehingga mulai sejak dini sudah tertanamkan pembelajaran seperti
ini walaupun didalamya diselipkan atau dimasuku dengan permainan, dimana
permainan itu berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi materi
dalam belajarnya.
Jika dilihat dari tingkat minat
siswa,sepertinya siswadi Sekolah Dasar terutama di kelas rendah, lebih tertarik dengan metode belajar dan
bermain dibanding dengan metode yang biasa mereka peroleh selama ini yaitu
ceramah yang membuat peserta didik menjadi jenuh dalam proses belajarnya. Hal
ini dikarenakan usia peserta didik yang masih kecil menjadikan bermain adalah
suatu kegiatan yang menyenangkan sehingga guru perlu mengaplikasikan belajar
dan juga bermain di dalam proses pembelajaran.
Hal yang perlu dicermati dalam
pelaksanaan metode ini yaitu siswa jangan sampai terlalu larut dalam permainan,
hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan materi yang ia pelajari. Inilah
tugas guru untuk mengawasi siswa agar tetap pada kegiatan belajar walaupun
dalam penerapannya diaplikasikan dengan bermain.
Keuntungan yang diperoleh para
siswa dari pembelajaran ini yaitu memperoleh pengalaman nyata yang dapat
dirasakan langsung oleh para peserta didik dan juga mampu untuk menerapkannya
dalam kehidupan,sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan
kemampuannya. Selain itu siswa atau peserta didik dapat memperoleh pengetahuan
serta pembelajaran yang baru dimana peserta didik tersebut senang dengan
pembelajaran yang diajarkan kepada mereka serta mereka juga mendapatkan kegembiraan
dalam setiap kegiatan belajarnya. Bukan hanya itu, belajar dengan bermain di
kelas rendah Sekolah Dasar akan lebih memudahkan pendidik untuk menempatkan
dirinya diantara para peserta didik sehingga diantara peserta didik dan
pendidik akan memiliki hubungan yang lebih erat seperti hubungan dengan
sahabatnya sendiri dimana antara pendidik dan peserta didik dapat berbaur dalam
suatu situasi dimana pendidik akan bisa lebih mudah mengontrol perkembangan
peserta didiknya dan mengetahui mana saja peserta didiknya yang lebih cepat
bisa menerima materi dan peserta didik yang kurang bisa memahami materi
sehingga pendidik akan lebih mudah membimbing peserta didik agar dapat
menguasai materi yang diajarkanya secara menyeluruh tanpa ada yang tertinggal.
Belajar
dengan bermain pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar khususnya da
kelas rendah sedikit banyak bisa membantu peserta didik untuk lebih mudah
mengenal alam sekitarnya, apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya, alam,
organ-organ tubuh yang ada baik flora maupun fauna, bagaimana mereka bisa
menjaga tanpa merusaknya dan dapat merawat lingkungan hidupnya agar semakin
bersih dan nyaman untuk ditempati oleh makhluk hidup serta menjauhkan alam dari
kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri yang secara masal menebang
hutan secara ilegal yang menjadi tempat resapan air di bumi dan menyebabkan
terjadinya bencana alam, sebagai generasi penerus, para peserta didik
diharapkan selalu menjaga lingkungan dengan baik sehingga mulai sejak dini
harus ditanamkan pembelajaran seperti ini walaupun didalamya diselipkan
permainan, dimana permainan itu berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang
menjadi materi pembelajaran.
Pembelajaran
merupakan kegiatan belajar mengajar, ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa
pengalaman belajar siswa(PBS) yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk
dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar. Fungsi pembelajaran IPA
disekolah dasar antara lain adalah memberikan pengetahuan tentang lingkungan
alam, lingkungan buatan dan yang terkaitan dengan pemanfaatannya bagi kegiatan
sehari-hari, mengembangkan ketrampilan proses IPA, mengembangkan wawasan,
sikap, nilai dan ketrampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup.
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran IPA, anak
usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional kogkrit. Karena itu proses
belajar mengajar perlu dihubungkan dengan kejadian sehari-hari. Menurut
kurikulum 2004, pembelajaran IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, prinsip-prinsip, proses
penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Nash (1963)
dalam bukunya Nature of Natural
Sciences menyatakan bahwa sains
adalah suatu cara atau metoda untuk mengamati alam. Nash menjelaskan bahwa cara
sains meneliti alam mini secara analitis, cermat dan lengkap serta
menggabungkan satu fenomena dengan fenomena lain sehingga keseluruhannya
membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang di amatinya.
Pengajaran IPA merupaka suatu cara atau
metode berfikir diperkual oleh Einstein yang juga dikutip dalam buku Nash
tersebut. Einstein berpendapat bahwa sains merupakan suatu bentuk upaya yang
membuat berbagai pengalaman menjadi suatu system pola pikir yang logis yaitu berfikir ilmiah.
Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran
IPA, yaitu : 1) Enam pilar pendidikan ( belajar untuk mengetahui, belajar untuk
berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk dirinya
sendiri ), 2) Inkuiri Sains, 3) Konstruktivisme, 4) Sains, tekhnologi dan
masyarakat ( Salingtemas ), 5) Pemecahan masalah, 6) Pembelajaran Sains yang
bermuatan nilai. Pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya yaitu dengan metode inkuiri atau permainan.Bermain merupakan cara yang
paling baik untuk mengembangkan kemampuan siswa.
Bermain
merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya
sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan
lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai
cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan
siswa, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur
bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih
banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari
taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya
tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah
saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman
kanak-kanak ke sekolah dasar. Dengan
demikian, anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di
tingkat-tingkat berikutnya. Dalam proses perkembangan anak melalui bermain,
akan ditemukan istilah sumber belajar (learning resources) dan alat permainan
(educational toys and games). Mayke (1966) mengatakan bahwa belajar dengan
bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan
sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep
serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembang-kan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.Dalam metode inkuiri atau permainan guru dapat berinteraksi lebih dekat dengan siswa. Dengan metode permainan siswa memiliki banyak kesempatan untuk melakukan,mengetahui, dan bekerjasama dengan temannya. Dalam metode belajar dengan bermain siswa akan merasa santai dan lebih dekat dengan sesamanya, dengan itu sangat memungkinkan terciptanya kondisi yang lebih kondusif dan efektif dari pada pembelajaran dengan metode ceramah,atau metode diskusi.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembang-kan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.Dalam metode inkuiri atau permainan guru dapat berinteraksi lebih dekat dengan siswa. Dengan metode permainan siswa memiliki banyak kesempatan untuk melakukan,mengetahui, dan bekerjasama dengan temannya. Dalam metode belajar dengan bermain siswa akan merasa santai dan lebih dekat dengan sesamanya, dengan itu sangat memungkinkan terciptanya kondisi yang lebih kondusif dan efektif dari pada pembelajaran dengan metode ceramah,atau metode diskusi.
Metode
belajar dan bermain sangat efektif dalam menyampaikan pelajaran IPA khususnya
untuk Sekolah Dasar tingkat rendah, dimana anak masih sangat kental dengan
bermain.Namun metode belajar dengan bermain tidak semuanya bisa berjalan dengan
baik.Dan disinilah dapat kita ketahui beberapa kekurangan dari penggunaan
metode belajar dan bermain. Kekurangan-kekerangannya antara lain:1) Membutuhkan
ruang yang lebih besar. Untuk itu guru harus memiliki persiapan terlebih dahulu
untuk menentukan tempat yang cocok dan sesuai dengan permainannya, Karena
metode bermain membutuhkan ruang gerak yang lebih luas untuk siswa, 2) Menyita
banyak waktu , karena untuk memulai permainan guru harus bisa mengatur siswa
agar rapid an disiplin ketika metode bermain dan belajar ini berlangsung, 3)
Membutuhkan pengawasan yang lebih ekstra. Karena anak jika berkumpul untuk
bermain tanpa adny pengawasan dan pengontrolan yang baik dari guru akan
menyebabkan keributan dan kesemrawutan dari siswa, 4) Membutuhkan pemahaman
lebih dari guru, Apabila guru tidak memahami secara benar dan tepat, hal itu
akan membuat anak frustasi atau tidak kooperatif dan sebaliknya, 5) Tidak cocok
untuk semua tingkatan kelas. Metode bermain dan belajar ini sangat cocok dan efektif
untuk siswa tingkat atau kelas rendah. Karena bertujuan untuk penyesuwaian anak
dari tingkat taman kanak-kanan sampai memasuki tingkat rendah disekolah dasar.
Agar anak tidak merasa canggung dan jenuh dengan pelajaran yang baru mereka
jumpai, 6) Membutuhkan fariasi yang lebih banyak, Bagi guru itu sangat menguras
fikiran, contohnya saja saat membuat metode permainan yang berfariasi. Disini
guru sangat dituntut untuk selalu kreatif dalam menciptkn metode-betode bermain
yang berfariasi, karena anak akan mudah jenuh jika metode bermainnya tetap,7)
Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup
pengalaman.
Perlu
diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara
metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan
segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk
suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu,
tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode
yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru
tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.Dalam
metode bermain dengan belajar banyak sekali manfaat yang sangat membantu guru
dalam menciptakan keberhasilan pembelajaran, namun dengan adanya kekurangan
guru diharapkan selalu pandai menempatkan diri, dan kreatif untuk mengurangi
kekurangan-kekurangan tersebut.Banyak hal yang harus dilakukan guru dalam
pemenuhan keberhasilan pembelajaran. Guru harus bekerja keras untuk menguras
kreatifitas mereka untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif,
menciptakan anak yang selalu fokus dan memahami semua pelajaran yang diberikan.
Dalam metode belajar dengan bermain untuk pelajaran IPA Sekolah Dasar juga
membutuhkan sumber belajar untuk menambah kekuatan metode pembelajaran yang
guru sampaikan.Sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk
memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru
(Sudono, 2000:7).Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa sumber belajar adalah
semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri atau
bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk memudahkan belajar.
Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
5.
PENUTUP
Usia
anakanaksangatmembutuhkanbanyakwaktuuntukbermaindenganteman-temannya,padahalwaktumerekadisekolahhanyadihabiskandidalamkelasuntukbelajar.
Solusinyayaitudenganmenggunakanmetodebermaindalambelajar.Jadisiswatidakperlubelajarhanyaterpaku
di dalamruangkelas,melainkan bias di
luarkelas.Denganpenerapanbelajardenganbermainkhususnyapelajaran IPA SD
padakelasrendahsangatberperanpentinguntukpengembangankreatifitasdankemampuananakdalammenerimapelajaran
yang diberikankepadanyasehinggapesertadidiktidakmengalamikejenuhandalambelajarnyaselainitudapat
member sedikithiburankepadapesertadidik di dalam proses pembelajaran,
disampingitupesertadidikdapatlangsungmengpraktikandanmenerapkanapa yang sudah
di dapatkanyadalambelajar.
Belajardenganbermainmerupakancara yang paling baikuntukmengembangkankemampuananakdidik. Bermainmerupakancaraalamiahuntukmenemukanlingkungan, orang lain, dandirinyasendiri. Padaprinsinya, bermainmengandung rasa senangdantanpapaksaansertalebihmementingkan proses daripadahasilakhir.
Pembelajarandenganbermain, itulahsebetulnya proses belajar-mengajar yang diharapkan di duniapendidikanSekolahDasar. Namundemikian, realitas di lapangan, adakecenderungan proses belajar-mengajarpadaanak-anakSekolahDasarkelasrendahsudahberubahmenjadipembelajaran yang seharusnyadilakukan di kelasatas,
Dalam proses perkembangananakmelaluibermain, akanditemukanistilahsumberbelajar (learning resources) danalatpermainan (educational toys and games). Mayke (1966) mengatakanbahwabelajardenganbermain member kesempatankepadaanakuntukmemanipulasi, mengulang-ulang, menemukansendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, danmendapatkanbermacam-macamkonsepsertapengertian yang tidakterhitungbanyaknya.
Belajardenganbermainmerupakancara yang paling baikuntukmengembangkankemampuananakdidik. Bermainmerupakancaraalamiahuntukmenemukanlingkungan, orang lain, dandirinyasendiri. Padaprinsinya, bermainmengandung rasa senangdantanpapaksaansertalebihmementingkan proses daripadahasilakhir.
Pembelajarandenganbermain, itulahsebetulnya proses belajar-mengajar yang diharapkan di duniapendidikanSekolahDasar. Namundemikian, realitas di lapangan, adakecenderungan proses belajar-mengajarpadaanak-anakSekolahDasarkelasrendahsudahberubahmenjadipembelajaran yang seharusnyadilakukan di kelasatas,
Dalam proses perkembangananakmelaluibermain, akanditemukanistilahsumberbelajar (learning resources) danalatpermainan (educational toys and games). Mayke (1966) mengatakanbahwabelajardenganbermain member kesempatankepadaanakuntukmemanipulasi, mengulang-ulang, menemukansendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, danmendapatkanbermacam-macamkonsepsertapengertian yang tidakterhitungbanyaknya.
Sumber: http://diemzdjabagashoens.blogspot.com/2012/03/metode-belajar-dengan-bermain-ipa-sd.html