Kamis, 27 Desember 2012

METODE BELAJAR DENGAN BERMAIN UNTUK IPA SD




METODE BELAJAR DENGAN BERMAIN UNTUK IPA SD

1.      Pendahuluan
Saat ini beban pendidikan di usia sekolah dasar sudah sangat berat. Siswa dibebankan dengan banyak mata pelajaran bersifat hafalan yang membosankan.Ditambah lagi dengan buku bacaan pelajaran tidak menarik, situasi belajar monoton dan metode penyampaian pelajaran tidak berkembang membuat siswa sekolah dasar menjadi engan ke sekolah.Ketertarikan untuk belajar menjadi berkurang yang pada akhirnya dapat menghambat kretifitas dan bakat anak sekolah. Padahal usia sekolah dasar adalah usia paling penting bagi pembentukan bakat anak pada bidang tertentu.
Salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah dasar adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).Buku teks IPA yang diberikan disekolah terkadang tidak menarik perhatian siswa, hal ini dikarenakan format buku yang banyak berisi tulisan dan hanya sedikit gambar.Siswa sulit menangkap dan memahami isi yang terkadang didalam buku IPA karena isi buku IPA bersifat abstrak dan banyak berisi rumusan teori yang harus dihapal tanpa diberi kesempatan bagi siswa untuk mempraktekkanya secara langsung.Metode belajar yang hanya menghapal pada mata pelajaran IPA menjadikan mata pelajaran ini tidak menarik.
Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga pendekatan dengan metode bermain akan lebih efektif.  Selain itu menurut phiskolok pendidikan dengan disertai metode bermain sangat cocok bagi anak dikarenakan pada masa ini anak-anak Guru harus pintar-pintar untuk memanfaatkan hal itu demi pembelajaran peserta didik. Dalam bermain anak juga akan mendapatkan pendidikan sendiri, sehingga guru tidak salah jika mengontrol pendidikan yang mereka dapat dari bermain. Metode bermain dalam pembelajaran  pada saat ini menjadi pilihan para guru dalam mendidik siswa-siswanya di sekolah. Selain metode bermain sangat diminati oleh anak-anak , metode nelajar dengan bermain juga dapat merangsang imajinasi dan ketrampilan anak, sehingga penyampaian materi lebih cepat dipahami oleh siswa. Selain itu banyak sekali mata pelajaran yang dapat manggunakan metode ini, antara lain pelajaran IPA.Sehingga kelompok kami tertarik untuk membahas metode tersebut.
Banyak sekali pihak-pihak yang lain yang juga menggangkat masalah ini. Misalnya saja kita ambil contoh Agus triantoko dan makalah yang dipublikasikan dalam anggoro putri’s weblog.Dalam karyanya membahas secara umum saja, tidak secara khusus. Selain itu banyak karya-karya yang hanya membahas metode bermain secara umum saja tidak menjurus seperti karya ilmiah yang  kami susun ini.
Adapun beberapa masalah yang di hadapi dalam penyampaian metode belajar denang bermain antara lain:
1.      Apa  yang dimaksud dengan metode belajar dengan bermain?
2.      Bagaimanakah penerapan metode ini terhadap siswa SD?
3.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode ini?

Sedangkan tujuan dari metode ini adalah:
1.         Untuk mengetahui pengertian dari metode belajar dengan bermain
2.         Untuk mengetahui bagaimana penerapan dari metode pembelajaran ini
3.         Untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan dari metode ini

2.      Pengertian belajar dengan bermain
Sebutan Sekolah Dasar mengandung makna tempat yang nyaman untuk Belajar.Berdasarkan makna dimaksud, maka pelaksanaan program kegiatan belajar harus menciptakan suasana nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pembelajaran tidak seperti di Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena itu guru Sekolah Dasar  harus memperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik, kesesuaian alat bermain serta metode yang digunakan.
Namun Metode yang digunakan harus berkenaan dengan pendidikan IPA SD -sebagaimana tertuang dalam kurikulum- pada kegiatan pembelajaran secara umum telah direduksi menjadi sekedar pemindahan konsep- konsep yang kemudian menjadi bahan hapalan bagi siswa.
Tidak jarang pembelajaran IPA bahkan dilaksanakan dalam bentuk latihan-latihan penyelesaian soal-soal tes, semata-mata dalam rangka mencapai target nilai tes tertulis evaluasi hasil belajar sebagai “ukuran utama” prestasi siswa dan kesuksesan guru dalam mengelola pembelajaran. Pembelajaran IPA yang demikian jelas lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep dan kurang menekankan pada penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses IPA. Oleh karena target seperti itu maka guru tidak terlalu terdorong untuk menghadirkan fenomena-fenomena alam – betapa pun melalui alat peraga sederhana – ke dalam pembelajaran IPA. Bermain merupakan cara yang paling baik untuk
mengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan serta lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar.
Dengan demikian, anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat-tingkat berikutnya. Dalam proses perkembangan anak melalui bermain, akan ditemukan istilah sumber belajar (learning resources) dan alat permainan (educational toys and games). Mayke (1966) mengatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembang-kan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak.
Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pada saat bermain guru perlu mengetahui saat yang tepat untuk melakukan atau menghentikan intervensi. Apabila guru tidak memahami secara benar dan tepat, hal itu akan membuat anak frustasi atau tidak kooperatif dan sebaliknya. Melalui bahasa tubuh si anakpun kita sudah dapat mengetahui kapan mereka membutuhkan kita untuk melakukan intervensi.Bobbi dePorter dalam Quantum Learning (1999:22-24) menginformasikan kepada kita tentang pentingnya menciptakan suasana kelas sebagai tempat ‘ bermain sambil belajar ‘ yang aman dari caci maki dan ancaman serta bermakna bagi siswa.

3.      Penerapan metode belajar dengan bermain
Metode belajar dengan bermain dapat diterapkan dengan berbagai macam cara
diantaranya guru memberikan contoh mendendangkan lagu sambil menunjuk bagian tubuhnya dan guru meminta muridnya untuk bernyayi bersama-sama seperti lagu” dua mata saya hidung saya satu dua kaki saya pakai sepatu baru, dua telinga saya yang kiri dan kanan satu mulut saya tidak berhenti makan”, dengan diberikan metode seperti itu peserta didik diharapkan akan lebih cepat menerima materi tentang organ tubuhnya, setelah itu pendidik diharapkan menerangkan kembali tentang apa pembahasan yang disampaikanya. Guru sebagai pendidik juga bisa menjelakan dengan cara menunjuk bagian tubuhnya dan murid diminta mengikutinya, guru meminta murid maju kedepan dan menyebutkan bagian tubuh yang ditunjuk, guru mendekte soal latihan dan menunjuk salah seorang murid (bergantian) untuk menjawabnya, murid menjawab berdasarkan imajinasinya terhadap gambar, murid juga diminta untuk menuliskan jawabanya dibuku latihan tulisnya. Bermain tebak-tebakan guru meminta muridmemperagakan kegiatan ini dan menjawab apa yang terjadi secara lisan, setelah selesai peragaan, semua murit diminta melengkapi kalimat sesuai dengan respon imajenasinya.
Peserta didik diberikan waktu renggang untuk memikirkan jawabanya sehingga peserta didik dapat berfikir sendiri sesuai apa yang ada di fikiranya, dengan demikian peserta didik skan sedikit banyak bisa mengembangkan imajinasinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Namun disamping itu pendidik harus senantiasa mengontroldan memperhatikan tiap peserta didik agar pembelajaran dikelas tetap berjalan dengan baik dan tidak akan muncul kegaduhan di sela-sela pembelajaran. Belajar dengan bermain sebenarnya banyak cara penerapanya kususnya di Sekolah Dasar sebab di usia sekolah dasar peserta didiknya harus senantiasa di kembangkan kemampuan dan kreatifitasnya dalam aspek apapun agar peserta didik dapat berkembeng dengan baik dan mampu mempelajari pelajaran-pelajaran dengan maksimal dan memahami materi yang disampaikan pendidik.
Selain dengan hal di atas,guru juga dapat menerapkan metode belajar dengan bermain ini pada kelas rendah di Sekolah Dasar dengan mengajak para murid untuk belajar di luar ruang kelas. Misalnya saja pada mata pelajaran IPA guru mengajak murid untuk langsung mengetahui beberapa jenis tumbuhan beserta manfaatnya. Dengan langsung mengetahui objek yang dipelajari akan membuat siswa menjadi lebih cepat menguasai materi dibanding dengan guru menggunakan metode caramah yang belum tentu semua murid mengetahiu objek yang dipelajari saat itu. Dalam pembelajaran IPA yang lain misalnya yaitu proses mencangkok yang harus dipraktekkan,guru bisa mengajak murid-muridnya keluar kelas untuk praktek dan sebelumnya siswa membawa bahan dari rumah apabila di lingkungan sekolah tidak ada tumbuhan yang bisa dicangkok. Selain dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk belajar,peserta didik juga dapat diajak untuk melakukan praktik baik di dalam maupun di luar kelas.Lapangan di sini merupakan lingkungan sekolah atau tempat-tempat yang mendukung untuk berlangsungnya pembelajaran.Praktik yang dilakukan tidak seperti halnya praktik pada tingkat pendidikan atas namun praktik ini lebih mengutamakan pemahaman siswa akan materi melalui permainan. Sebagai contoh dalam praktik mata pelajaran IPA yang membahas mengenai cara perkembangbiakan tumbuhan dengan cara cangkok,maka guru dapat membagi murid kedalam bebrapa kelompok untuk menyiapkan beberapa bahan cangkokan dan nantinya setelah semua bahan terkumpul guru akan memberikan perintah untuk melakukan pencangkokan dengan dibimbing langsung oleh guru.
Para siswa akan cepat hafal tahap-tahap pencangkokan dengan praktik langsung karena mereka dapat mengetahui cara dan bentuk dari materi yang sedang mereka pelajari,dibandingkan dengan mereka hanya melihat gambar dari tahap cangkok. Walaupun metode ceramah lebih efisien namun metode ini kurang efektif  untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jika dilihat dari tingkat minat siswa,sepertinya siswadi Sekolah Dasar terutama di kelas rendah,  lebih tertarik dengan metode belajar dan bermain dibanding dengan metode yang biasa mereka peroleh selama ini yaitu ceramah yang membuat peserta didik menjadi jenuh dalam proses belajarnya. Hal ini dikarenakan usia peserta didik yang masih kecil menjadikan bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan sehingga guru perlu mengaplikasikan belajar dan juga bermain di dalam proses pembelajaran. Pada dasarnaya penerapan metode ini hanya terfokus pada kreatifitas guru untuk menciptakan permainan baru yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Dengan demikian guru dituntut untuk lebih aktif dalm menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi semua siswa.
Kembali lagi pada penerapan metode belajar dan bermain,sebenarnya guru tidak perlu memikirkan berbagai macam tempat untuk melaksanakan pembelajaran. karenaini semua dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah,di tempat itu sudah banyak media yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar yang mendukung. Selain itu dengan media-media lain juga dapat dilakukan pembelajaran dengan metodeseperti ini,misalnya saja guru menciptakan media sederhana yang tepat guna.Dan juga media tidak harus baru,dari barang-barang bekas juga bisa dijadikan bahan pembuatan media.Maka pembelajaran tidak perlu jauh-jauh ke tampat yang terdapat media yang sesungguhnya.Ini disiasati agar menghemat waktu dan juga biaya. Bayangkan saja apabila terdapat materi baru dan kita harus mendatangi tempat itu,betapa tidak efisiennya pembelajaran yang dilakukan dan waktu pun juga akan banyak yang terbuang sia-sia.
Pengambilan nilai sendiri dilakukan dengan cara mengamati siswa, apakah aktif dan hasil akhir. karena walupun dengan bermain,namun unsur pembelajaran tidak boleh dihilangkan. Hal yang perlu dicermati dalam pelaksanaan metode ini yaitu siswa jangan sampai terlalu larut dalam permainan,hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan materi yang ia pelajari. Inilah tugas guru untuk mengawasi siswa agar tetap pada kegiatan belajar walaupun dalam penerapannya diaplikasikan dengan bermain. Bermain yang dimaksudkan bukanlah  bermain yang dilakukan anak-anak seperti kita ketahui bersama,namun bermain di sini terdapat unsure belajar atau dapat dikatakan permainan yang dilandasi oleh pembelajaran. Hingga pada akhirnnya tujuan pembelajaran dapat tercapai  dengan sempurna.
Didalam metode belajar dan bermain siswa akan lebih ditekankan untuk aktif dan merasakan pengalaman belajar langsung melalui pengalaman yang mereka alami. Pengalaman- pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan baru yang ada didalam alam dapat disisipkan dalam permainan. Selain itu didalam metode belajar dengan bermain siswa bisa diajak untuk bermain peran, bernyanyi, berdiskusi, memeragakan sesuatu, disitulah anak akan merasa lebih dekat dengan alam. Dan anak-anak akan merasa senang dan tidak mudah jenuh dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. IPA adalah pelajaran tentang alam. Jika anak dekat dengan anak maka anak akan terangsang dengan sendirinya untuk memiliki rasa ingin tahu yang besar. Semakin mereka banyak tahu, semakin banyak pula yang ingin  mereka cari tahu lagi.   Untuk itu seorang guru sangat perlu untuk memiliki imajinasi dan kreatifitas untuk menciptakan metode-metode bermain yang nyaman untuk anak dan sesuai dengan pelajaran yang disampaikan. Selain itu guru juga harus memberikan peluang seluas luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberikan respon yang mengaktifkan semua  siswa  secara positif dan edukatif. Karena itu merupakan salah satu trik dalam metode belajar dengan bermain.
Dari penerapan belajar dengan bermain IPA di Sekolah Dasar kususnya kelas rendah pendidik yang mempunyai dan memegang peran penting di dalam penerapanya, pendidik harus senantiasa mengembangkan kekreatifitasan,kemampuanya dan pengetahuanya tentang apa saja yang terdapat pada pelajaran IPA dan menguasai berbagai materi tntang IPA secara utuh,tepat dan memiliki, bisa bertanggung jawab dengan apa yang telah atau akan diterapkanya  sehingga peserta didik dapat menerima materi dengan baik dan tepat sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
Pendidik juga sebagai penanggung jawab yang memegang penuh situasi dan kondisi kelas yang diajarnya agar senantiasa peserta didik merasa senang dengan belajarnya dan membuat peserta didik betah dengan pelajaran yang dipelajarinya. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) banyak sekali cara menerangkan dan mengajarkanya, sebab didalam pelajaran IPA media-media untuk mengajar sangat mudah untuk ditemukan sebagai media mengajar yang salah satunya yaitu pembelajaran yang diselipi permainan didalam proses pembelajaran, dengan demikian belajar dengan bermain ckup baik untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas rendah Sekolah Dasar sebab dengan belajar yang diimbangi dengan permainan sehingga memudahkan bagi peserta didik untuk mengerti dan memahami materi yang diperolehnya baik secaara pemikiran maupun praktikny.

4.      Kelebihan dan kekurangan metode belajar dengan bermain IPA SD.
Sebutan Sekolah Dasar mengandung makna tempat yang nyaman untuk Belajar.Berdasarkan makna dimaksud, maka pelaksanaan program kegiatan belajar harus menciptakan suasana nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pembelajaran tidak seperti di Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena itu guru Sekolah Dasar  harus memperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik, kesesuaian alat bermain serta metode yang digunakan.Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan serta lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar.
Pemahaman mengenai konsep bermain tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak.Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pada saat bermain guru perlu mengetahui saat yang tepat untuk melakukan atau menghentikan intervensi. Apabila guru tidak memahami secara benar dan tepat, hal itu akan membuat anak frustasi atau tidak kooperatif dan sebaliknya. Melalui bahasa tubuh si anakpun kita sudah dapat mengetahui kapan mereka membutuhkan kita untuk melakukan intervensi.
Keuntungan yang diperoleh para siswa dari pembelajaran ini yaitu memperoleh pengalaman nyata yang dapat dirasakan langsung oleh oara peserta didik dan juga mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan,sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Selain itu siswa atau peserta didik dapat memperoleh pengetahuan serta pembelajaran yang baru dimana peserta didik tersebut senang dengan pembelajaran yang diajarkan kepada mereka serta mereka juga mendapatkan kegembiraan dalam setiap kegiatan belajarnya. Bukan hanya itu, belajar dengan bermain di kelas renndah Sekolah Dasar akan lebih memudahkan pendidik untuk menempatkan dirinya diantara para peserta didik sehingga diantara peserta didik dan pendidik akan memiliki hubungan yang lebih erat seperti hubungan dengan sahabatnya sendidri dimana antara pendidik dan peserta didik dapat berbaur dalam suatu situasi dimana pendidik akan bisa lebih mudah mengontrol perkembangan peserta didiknya dan mengetahui mana saja peserta didiknya yang lebih cepat bisa menerima materi yang diberikanya dan mana saja peserta didik yang kurang bisa memahami materi yang diberikan sehingga pendidik akan lebih mudah membimbing peserta didiknya agar peserta didiknya dapat menguasai materi yang diajarkanya secara menyeluruh tanpa ada yang tertinggal. Belajar dengan bernain pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Skolah Dasar khususnya da kelas rendah sedikit banyak bisa membantu peserta didik untuk berkembang dan lebih mudah mengenal alam sekitarnya, apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya alam, organ-organ tubuh yang ada baik flora maupun fauna, bagaimana mereka bisa menjaganya tanpa merusaknya dan dapat merawat alam atau lingkungan hidupnya agar semakin bersih dan nyaman untuk ditempati oleh makhluk hidup serta menjauhkan alam dari kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri yang secara masal menggunduli hutan yang menjadi tempat resapan air dimuka bumi dan menyebabkan terjadinya banyak sekali bencana alam, sebagai penerus generasi yang baru peran para peserta didik diharapkan bisa menjaga lingkungan sekitarnya dengan baik sehingga mulai sejak dini sudah tertanamkan pembelajaran seperti ini walaupun didalamya diselipkan atau dimasuku dengan permainan, dimana permainan itu berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi materi dalam belajarnya.
Jika dilihat dari tingkat minat siswa,sepertinya siswadi Sekolah Dasar terutama di kelas rendah,  lebih tertarik dengan metode belajar dan bermain dibanding dengan metode yang biasa mereka peroleh selama ini yaitu ceramah yang membuat peserta didik menjadi jenuh dalam proses belajarnya. Hal ini dikarenakan usia peserta didik yang masih kecil menjadikan bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan sehingga guru perlu mengaplikasikan belajar dan juga bermain di dalam proses pembelajaran.
Hal yang perlu dicermati dalam pelaksanaan metode ini yaitu siswa jangan sampai terlalu larut dalam permainan, hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan materi yang ia pelajari. Inilah tugas guru untuk mengawasi siswa agar tetap pada kegiatan belajar walaupun dalam penerapannya diaplikasikan dengan bermain.
Keuntungan yang diperoleh para siswa dari pembelajaran ini yaitu memperoleh pengalaman nyata yang dapat dirasakan langsung oleh para peserta didik dan juga mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan,sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Selain itu siswa atau peserta didik dapat memperoleh pengetahuan serta pembelajaran yang baru dimana peserta didik tersebut senang dengan pembelajaran yang diajarkan kepada mereka serta mereka juga mendapatkan kegembiraan dalam setiap kegiatan belajarnya. Bukan hanya itu, belajar dengan bermain di kelas rendah Sekolah Dasar akan lebih memudahkan pendidik untuk menempatkan dirinya diantara para peserta didik sehingga diantara peserta didik dan pendidik akan memiliki hubungan yang lebih erat seperti hubungan dengan sahabatnya sendiri dimana antara pendidik dan peserta didik dapat berbaur dalam suatu situasi dimana pendidik akan bisa lebih mudah mengontrol perkembangan peserta didiknya dan mengetahui mana saja peserta didiknya yang lebih cepat bisa menerima materi dan peserta didik yang kurang bisa memahami materi sehingga pendidik akan lebih mudah membimbing peserta didik agar dapat menguasai materi yang diajarkanya secara menyeluruh tanpa ada yang tertinggal.
     Belajar dengan bermain pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar khususnya da kelas rendah sedikit banyak bisa membantu peserta didik untuk lebih mudah mengenal alam sekitarnya, apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya, alam, organ-organ tubuh yang ada baik flora maupun fauna, bagaimana mereka bisa menjaga tanpa merusaknya dan dapat merawat lingkungan hidupnya agar semakin bersih dan nyaman untuk ditempati oleh makhluk hidup serta menjauhkan alam dari kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri yang secara masal menebang hutan secara ilegal yang menjadi tempat resapan air di bumi dan menyebabkan terjadinya bencana alam, sebagai generasi penerus, para peserta didik diharapkan selalu menjaga lingkungan dengan baik sehingga mulai sejak dini harus ditanamkan pembelajaran seperti ini walaupun didalamya diselipkan permainan, dimana permainan itu berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi materi pembelajaran.
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar, ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa(PBS) yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar. Fungsi pembelajaran IPA disekolah dasar antara lain adalah memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, lingkungan buatan dan yang terkaitan dengan pemanfaatannya bagi kegiatan sehari-hari, mengembangkan ketrampilan proses IPA, mengembangkan wawasan, sikap, nilai dan ketrampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran IPA, anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional kogkrit. Karena itu proses belajar mengajar perlu dihubungkan dengan kejadian sehari-hari. Menurut kurikulum 2004, pembelajaran IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Nash (1963)  dalam bukunya Nature of Natural Sciences  menyatakan bahwa sains adalah suatu cara atau metoda untuk mengamati alam. Nash menjelaskan bahwa cara sains meneliti alam mini secara analitis, cermat dan lengkap serta menggabungkan satu fenomena dengan fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang di amatinya.
     Pengajaran IPA merupaka suatu cara atau metode berfikir diperkual oleh Einstein yang juga dikutip dalam buku Nash tersebut. Einstein berpendapat bahwa sains merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu system  pola pikir yang logis yaitu berfikir ilmiah. Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu : 1) Enam pilar pendidikan ( belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk dirinya sendiri ), 2) Inkuiri Sains, 3) Konstruktivisme, 4) Sains, tekhnologi dan masyarakat ( Salingtemas ), 5) Pemecahan masalah, 6) Pembelajaran Sains yang bermuatan nilai. Pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan metode inkuiri atau permainan.Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan siswa.
Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang dan tanpa paksaan lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan siswa, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Hal diatas meupakan contoh perkembangan system belajar mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Namun dalam sekolah dasar sebenarnya tidak semua kelas memperoleh system belajar dengan bermain,hanya kelas rendah saja yang pada umumnya memperoleh karena mereka butuh penyesuaian dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar.  Dengan demikian, anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat-tingkat berikutnya. Dalam proses perkembangan anak melalui bermain, akan ditemukan istilah sumber belajar (learning resources) dan alat permainan (educational toys and games). Mayke (1966) mengatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembang-kan imajinasi pada anak. Pemahaman mengenai konsep bermain sudah barang tentu akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu proses belajar anak. Pengamatan ketika anak bermain secara aktif maupun pasif, akan banyak membantu memahami jalan pikiran anak dan akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.Dalam metode inkuiri atau permainan guru dapat berinteraksi lebih dekat dengan siswa. Dengan metode permainan siswa memiliki banyak kesempatan untuk melakukan,mengetahui, dan bekerjasama dengan temannya. Dalam metode belajar dengan bermain siswa akan merasa santai dan lebih dekat dengan sesamanya, dengan itu sangat memungkinkan terciptanya kondisi yang lebih kondusif dan efektif dari pada pembelajaran dengan metode ceramah,atau metode diskusi.
Metode belajar dan bermain sangat efektif dalam menyampaikan pelajaran IPA khususnya untuk Sekolah Dasar tingkat rendah, dimana anak masih sangat kental dengan bermain.Namun metode belajar dengan bermain tidak semuanya bisa berjalan dengan baik.Dan disinilah dapat kita ketahui beberapa kekurangan dari penggunaan metode belajar dan bermain. Kekurangan-kekerangannya antara lain:1) Membutuhkan ruang yang lebih besar. Untuk itu guru harus memiliki persiapan terlebih dahulu untuk menentukan tempat yang cocok dan sesuai dengan permainannya, Karena metode bermain membutuhkan ruang gerak yang lebih luas untuk siswa, 2) Menyita banyak waktu , karena untuk memulai permainan guru harus bisa mengatur siswa agar rapid an disiplin ketika metode bermain dan belajar ini berlangsung, 3) Membutuhkan pengawasan yang lebih ekstra. Karena anak jika berkumpul untuk bermain tanpa adny pengawasan dan pengontrolan yang baik dari guru akan menyebabkan keributan dan kesemrawutan dari siswa, 4) Membutuhkan pemahaman lebih dari guru, Apabila guru tidak memahami secara benar dan tepat, hal itu akan membuat anak frustasi atau tidak kooperatif dan sebaliknya, 5) Tidak cocok untuk semua tingkatan kelas. Metode bermain dan belajar ini sangat cocok dan efektif untuk siswa tingkat atau kelas rendah. Karena bertujuan untuk penyesuwaian anak dari tingkat taman kanak-kanan sampai memasuki tingkat rendah disekolah dasar. Agar anak tidak merasa canggung dan jenuh dengan pelajaran yang baru mereka jumpai, 6) Membutuhkan fariasi yang lebih banyak, Bagi guru itu sangat menguras fikiran, contohnya saja saat membuat metode permainan yang berfariasi. Disini guru sangat dituntut untuk selalu kreatif dalam menciptkn metode-betode bermain yang berfariasi, karena anak akan mudah jenuh jika metode bermainnya tetap,7) Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup pengalaman.

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.Dalam metode bermain dengan belajar banyak sekali manfaat yang sangat membantu guru dalam menciptakan keberhasilan pembelajaran, namun dengan adanya kekurangan guru diharapkan selalu pandai menempatkan diri, dan kreatif untuk mengurangi kekurangan-kekurangan tersebut.Banyak hal yang harus dilakukan guru dalam pemenuhan keberhasilan pembelajaran. Guru harus bekerja keras untuk menguras kreatifitas mereka untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif, menciptakan anak yang selalu fokus dan memahami semua pelajaran yang diberikan. Dalam metode belajar dengan bermain untuk pelajaran IPA Sekolah Dasar juga membutuhkan sumber belajar untuk menambah kekuatan metode pembelajaran yang guru sampaikan.Sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru (Sudono, 2000:7).Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk memudahkan belajar.

Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.


5.      PENUTUP
 Usia anakanaksangatmembutuhkanbanyakwaktuuntukbermaindenganteman-temannya,padahalwaktumerekadisekolahhanyadihabiskandidalamkelasuntukbelajar. Solusinyayaitudenganmenggunakanmetodebermaindalambelajar.Jadisiswatidakperlubelajarhanyaterpaku di dalamruangkelas,melainkan bias di luarkelas.Denganpenerapanbelajardenganbermainkhususnyapelajaran IPA SD padakelasrendahsangatberperanpentinguntukpengembangankreatifitasdankemampuananakdalammenerimapelajaran yang diberikankepadanyasehinggapesertadidiktidakmengalamikejenuhandalambelajarnyaselainitudapat member sedikithiburankepadapesertadidik di dalam proses pembelajaran, disampingitupesertadidikdapatlangsungmengpraktikandanmenerapkanapa yang sudah di dapatkanyadalambelajar.
Belajardenganbermainmerupakancara yang paling baikuntukmengembangkankemampuananakdidik. Bermainmerupakancaraalamiahuntukmenemukanlingkungan, orang lain, dandirinyasendiri. Padaprinsinya, bermainmengandung rasa senangdantanpapaksaansertalebihmementingkan proses daripadahasilakhir.
Pembelajarandenganbermain, itulahsebetulnya proses belajar-mengajar yang diharapkan di duniapendidikanSekolahDasar. Namundemikian, realitas di lapangan, adakecenderungan proses belajar-mengajarpadaanak-anakSekolahDasarkelasrendahsudahberubahmenjadipembelajaran yang seharusnyadilakukan di kelasatas,
Dalam proses perkembangananakmelaluibermain, akanditemukanistilahsumberbelajar (learning resources) danalatpermainan (educational toys and games). Mayke (1966) mengatakanbahwabelajardenganbermain member kesempatankepadaanakuntukmemanipulasi, mengulang-ulang, menemukansendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, danmendapatkanbermacam-macamkonsepsertapengertian yang tidakterhitungbanyaknya.

Sumber: http://diemzdjabagashoens.blogspot.com/2012/03/metode-belajar-dengan-bermain-ipa-sd.html

tujuan pemberian mata pelajaran ipa/sains



Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains

Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains munurut Sumaji (1998:35) adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsepkonsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk memcahkan masalah yang
dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya.
Pengajaran IPA menurut Depdikbud (1993/1994:98-99) bertujuan agar siswa:
(1) Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari.
(2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, dan ide tentang alam di sekitarnya.
(3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta peristiwa di lingkungan sekitar.
(4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama dan mandiri.
(5) Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
(6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
(7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan bahwa tujuan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai berikut:
(1) Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap teknologi dan masyarakat.
(2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 30
(3) Menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
(4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains kehidupan sehari-hari.
(5) Mengalihgunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kebidang pengajaran lainnya.
(6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
(7) Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam. Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar anak tidak buta
dengan pengetahuan dasar mengenai IPA atau Sains.